malam kian mendakap mimpi ,
saling bersalaman . . .
jiwaku yang celaru ;
mengharapkan ‘ sentuhan magis’ Maha Pencipta ,
agar mengindahkan lelapku .
jiwaku sedang menangis ,
mampukah warga malam membawa tawa
dan senyum padaku kembali . . .
aku melopong ke dada langit ,
memerhati sang kej0ra malam yang bertelanjang .
aku dengan rela membiarkan rakusnya sepoi angin
membelai tubuhku .
bulan ,
bilakah kau akan ke riba ?
adakah mungkin doaku lewat terkabulkan ?
telah lama aku menjadi sang kelana ,
masa akan tiba untuk memanggilku pulang ,
dan membawa pergi apa yang ku miliki .
jujurnya ;
tiada lagi kehidupan yang ku mimpikan ,
hanya kental untuk terus kekal berdiri ,
jalani hari menghadap realiti . . .
seperti apa pun kehidupanku kini ;
ianya tetap sebuah kehidupan
yang harus disyukuri dan bukan untuk diratapi .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
saling bersalaman . . .
jiwaku yang celaru ;
mengharapkan ‘ sentuhan magis’ Maha Pencipta ,
agar mengindahkan lelapku .
jiwaku sedang menangis ,
mampukah warga malam membawa tawa
dan senyum padaku kembali . . .
aku melopong ke dada langit ,
memerhati sang kej0ra malam yang bertelanjang .
aku dengan rela membiarkan rakusnya sepoi angin
membelai tubuhku .
bulan ,
bilakah kau akan ke riba ?
adakah mungkin doaku lewat terkabulkan ?
telah lama aku menjadi sang kelana ,
masa akan tiba untuk memanggilku pulang ,
dan membawa pergi apa yang ku miliki .
jujurnya ;
tiada lagi kehidupan yang ku mimpikan ,
hanya kental untuk terus kekal berdiri ,
jalani hari menghadap realiti . . .
seperti apa pun kehidupanku kini ;
ianya tetap sebuah kehidupan
yang harus disyukuri dan bukan untuk diratapi .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Comments
Post a Comment